SALAH satu obyek wisata yang sangat ingin saya datangi saat menginjakkan kaki di Madura adalah Air Terjun Toroan. Sebab, kali pertama melihat air terjun ini di Instagram, saya sangat tergoda akan keindahan dan keunikannya. Makanya saya sangat ingin mengunjunginya.
Dan di hari kedua #MenduniakanMadura, saya sangat beruntung karena berkesempatan bertandang ke Air Terjun Toroan. Akhirnya saya bisa melihat dengan mata kepala sendiri, salah satu keunikan air terjun ini yakni curahan airnya langsung jatuh ke laut lepas.
Air Terjun Toroan
Air Terjun Toroan memiliki ketinggian sekitar 20 meter. Ia berada di Kecamatan Ketapang, Kabupaten Sampang. Kebetuan, lokasinya masih berada satu kawasan dengan Pantai Nepa dan Hutan Kera Nepa.
Rasanya kali pertama melihat Air Terjun Toroan, ingin sekali menyeburkan diri di bawah guyuran airnya sambil menikmati sensasi yang ditawarkan. Namun sayangnya, kami tidak boleh mandi. Karena di bawah air terjun tersebut, terdapat palung sangat dalam. Bahkan sudah banyak korban meninggal karena nekat berenang di situ.
Ya akhirnya saya hanya bisa menikmati sambil mengabadikan keindahan air terjun yang masih sangat alami ini dengan kamera saya. Saya pun berikir, bila obyek wisata ini dikelola secara serius oleh Pemerintah Kabupaten Madura, kemungkinan Air Terjun Toroan bisa jadi obyek wisata unggulan yang bisa mendatangkan banyak wisatawan.
TPI Pasongsongan
Tak berapa lama, kami pun melanjutkan perjalanan ke Pelabuhan Pasongsongan melalui jalur Pantura. Pelabuhan ini berada di daerah Sumenep. Kami ke sini sebelum melanjutkan perjalanan mengunjungi Pulau Giliyang. Di Pelabuhan ini, kami mengunjungi Tempat Pelelangan Ikan (TPI) untuk melihat berbagai ikan segar yang ditawarkan di sana yang jadi produk unggulan pelabuhan ini.
Adapun TPI Pasongsongan dikelola pemerintah provinsi, dan ini menjadi TPI terbesar yang ada di Madura. Uniknya, di sini hampir semua penjual ikannya adalah para ibu-ibu. Saya pun sempat bertanya mengenai hal itu, dan ternyata dikarenakan adanya pembagian peran dan tugas dalam rumah tangga. Sebab, para bapak-bapaknya bertugas yang mencari ikan di lautan.
Pulau Giliyang
Setelah dari TPI Pasongsongan, kami melanjutkan perjalanan ke Dermaga Dungkek Sumenep. Dari dermaga ini, kami menaiki kapal bermuatan sekitar 25 orang untuk menyebrang ke Pulau Giliyang. Waktu yang dibutuhkan untuk menyebrang memakan waktu sekitar satu jam perjalanan. Selama perjalanan itu, kami disuguhi pemandangan laut yang begitu luas dan sangat biru.
Dan setelah memakan waktu satu jam perjalanan, akhirnya sampai juga di Pantai Pulau Giliyang. Dari pantai ini saja, kami bisa melihat jelas kalau pantai di sini sangat terjaga. Setelah peserta turun dari kapal, kami naik Odong-odong/Dorkas menuju ke homestay yang sudah disediakan panitia.
Homestay yang kami tinggali ini adalah salah satu fasilitas yang dibangun BPWS. Selain homestay, ada juga jalan paving dan tempat air bersih di Giliyang.
Pulau Giliyang sendiri dikenal sebagai daerah yang memiliki kadar oksigen terbaik di dunia nomor dua setelah Jordania. Dan ini membuat Giliyang sangat tepat untuk dipilih jadi destinasi wisata. Sayangnya karena hujan, kami tidak bisa ke Titik Nol Oksigen di Giliyang. Ini dilakukan untuk keselamatan kami juga, karena akses ke sana sangat sulit.
Saya sempat bertanya dengan pengemudi Odong-odong, terkait penduduk di Pulau Gliyang yang dikenal memiliki umur yang panjang. Ia pun mengatakan, rata-rata penduduk di sana bisa mencapai usia 85-150 tahun. Bahkan sampai saat ini, masih ada penduduk yang berusia sangat lanjut.
Goa Mahakarya
Selain memiliki pemandangan indah, Pulau Giliyang juga menyimpang surga tersembunyi lain yang patut dikunjungi yakni Goa Mahakrya. Goa ini terletak di Desa Banraas atau sekitar 3 kilometer dari homestay.
Goa Mahakarya memiliki luas sekitar 800 meter persegi dan terbagi mejadi tujuh ruangan yang bisa disinggahi dan nikmati. Kondisi di dalam goa sangat gelap karena penerangannya yang ada sangat terbatas. Makanya kami saat berkunjung ke sini, sangat was-was.
Saat memasuki goa, tepat di lorong awal, kami harus menundukkan badan hingga 90 derajat. Ini dilakukan agar kepala tidak terbentur batu di sekitar goa. Di dalam goa, kami tak hanya mendapatkan bebatuan saja, tapi ornamen stalaktik dan stalakmik yang menjuntai indah ke bawah menawarkan keeksotisan tersendiri.
Di dalam goa juga ditemukan bebatuan yang bersinar karena tergandung butiran-butiran kecil yang apabila terkena sinar akan memancarkan kilau yang sangat indah seperti mutiara. Jika berkesempatan berkunjung ke Goa Maharkarya, bisa meminta guide untuk mengantarkan ke dalam.
Adapun saran saat berada di Goa Mahakarya
1. Jangan lupa membawa senter untuk penerang
2. Jaga kelestarian goa dengan tidak mencoret-coret dinding
3. Harap selalu berhati-hati karena sepanjang jalan di dalam goa banyak bebatuan.
Pantai Ropet
Pantai Ropet Pulau Giliyang juga bisa jadi obyek wisata yang wajib dikunjungi. Karena pantai ini memiliki keunikan sendiri, yaitu memiliki bebatuan sangat indah di bibir pantai dan pengunjung j bisa menikmati sunrise.
Pantai Ropet sangat indah dan alami. Sebelum memasuki pantai Ropet, pengunjung bisa melihat fosil dan tulang belulang ikan Paus.
Itulah sekelumit beberapa obyek wisata yang bisa dikunjungi di Pulau Madura. Bagi yang berkunjung ke Madura, terutama ke Sampang dan Sumenep, jangan lupa datang ke Air Terjun Toroan, Pelabuhan Pasongsongan, Pulau Giliyang, Goa Mahakarya, dan Pantai Ropet. Karena lima destinasi wisata ini jadi unggulan Pulau Madura. Lalu bagaimana destinasi wisata lainnya di pulau penghasil garam ini? Simak di tulisan selanjutnya. (*)
Baca sebelumnya: Menjelajah Madura, #MenduniakanMadura (part 1)
Wuaahh sempet foto gaya di Air Terjun Toroan. Pas di sana cuma foto dari kejauhan gegara keinget waktu terbatas yang dilontarkan oleh panitia hehehe. Paling seru sih Giliyang yang punya udara segar dengan kadar oksigen tertinggi nomor dua dunia. Pun dengan suasana pinggir pantainya, apalagi saat itu diriku udah kangen banget ama pantai. 😀
Hahaha.. aku sempat foto ala” model kekinian mas di air terjun toroan dan ada beberapa foto hasil ny bagus.. 😀
Suasana pantai nya yg tenang mas. Gmana kalau tinggal dsana mas. Hehehe
Sepertinya next trip ke Madura akan mampir ke Giliyang lagi dan coba nyeberang ke Gili Labak yang katanya bisa buat snorkeling itu hehehe.
Benar-benar seorang traveller gadungan, masih sempet-sempetin foto sambil pose gaya di depan air terjun Toroan Madura. 😀
Hahaha.. waktu dkasih sedikit jd manfaatkan mas untuk berpose gaya kekinian di air terjun toroan.. 😀 *Kapan lagi kan
Ngga takut tergelincir itu potoan di atas batu karang licin, mas? Hahaha. Aku aja pingin ke ujung malah ngeri duluan. Sepatuku kayaknya rada slip 😀
Hahaha.. itu gemeteran mbak kaki nya foto pose begitu.. ??
Tapi untuk kenang”an y gak pp deh..
Demi eksistensi ya mas. Hahahaha??
Hahaha.. y begitu deh mbak mol. Tapi sebenarnya mau foto kaki dsana,gak ada tempat nya ??
Itu udah posisi paling pewe buat potoan kali ya, mas. Wkwkwkwk :p
Ada satu foto lg mbak. Belum aku upload karena bocor.. ??
Kalo bocor tambal dulu aja, mas. Ehem?.
Gak bisa mbak mol. Bisa ny dedit dcrop ???
Yodah, potong aja mas. Buang pada tempatnya??
Hahaha.. buang lah mantan pada tempay ny ya mbak.. *Lho Kok ??
Hahahaha… mantan yang kenak crop??
Mana….mana pose andalan Fajrin? *yang kaki ngangkang ke atas itu haha. Btw. ternyata Madura banyak banget pesonanya yaaa
Hahaha.. gak ada tempat untuk berpose kaki begitu mas ?
Ya banyak mas, masih ada yg lain nya yg belum dkunjungin lho..
Hahaha gak ada tempat dan gak ada yang mau nge-candid-in 😀 Hayo pose begitu di Jembatan Ampera 😀
Hahaha.. aku nunggu ada yg mau nyulik aku mas ksana. Jd baru bisa pose djembatan ampera
Tenyata madura banyak banget ya yang bisa di explore..
Info nya sangat bermanfaat semoga madura segera mendunia ya kak
Ya mbak madura tidak cukup waktu hanya 4 hari dan sekitar 10 hari baru ke explore smua.. Amien..
Bok abook… Cantik maksimal tempat wisatanya, takye. Jadi ngin pingin ke Madura, Dek.
Hahaha.. ini belum smua nya lho mbak. ayok mbak izzah pindah ke madura *eehh kok
Oh jadi kak Fajrin punya gaya andalan kaki ngangkang ke atas? 😉
Btw itu maksudnya kadar oksigen termurni itu bagaimana variabel perhitungannya kak? kenapa bisa kalah sama Jordania?
Hahaha. Y nih kk gio,foto kaki andalan.. ?
Aku belum nanya detil tentang itu smua kk. Yg pasti cuaca dsana berbeda banget.
Postinganmu tuh polos banget lo kak Faj. Aku spontan ngakak lo ketika baca kalimat “kami disuguhi pemandangan laut yang begitu luas dan sangat biru.”. Omaigooood, yaiyalah laut itu pasti warnanya biru ahhahahaa…
Dari trip menduniakan madura ini, aku punya tips, yg adalah, harus selalu bergerombol dengan rombongan. Karena kalau nggak, kita gak akan pernah masuk frame pas foto bareng! Dan hal itu membuahkan penyesalan yg dalam. Aku sudah mengalaminya. Karena sibuk rekam VLOG sendirian dan menjauh dari temen2 HAHAHAH.
Hahaha.. bukan polos lho kk, tapi biar gmana gitu kan.. ?
Ya harus bergerombolan kk,kalau sendiri” itu kayak ada yg kurang lho.. Mudah” di tahun berikutkan kita bisa ikutan #MenduniakanMadura lg ya
Iya aku jarang bergerombol kak pas menduniakan madura kemarin itu. Jadinya di galeri panitia, aku jarang keshot deh. Apalagi yg muka full gak ada 🙁 hahahahahha…
Hahaha.. tapi kk tetap hits kok di acara #MenduniakanMadura kemarin walau tak ada di frame foto ramai” ??
Huahahhaha.. aku sih, nempelnya sama Angga mulu #eh
Kk ndop nempel nya sudah kayak perangko y sama kk angga… ??
Hahhaha iya nih. Tidur bareng mulu hahahah.. sekarang juga chat intensive plus voice note segala untuk mengatasi kangen. HAHAHAHAHAH apa sih ini.
Satu lagi air terjun yang langsung ke laut, eksotis banget deh Indonesia.
Ya nih mas satu lg air terjun yg turun langsung ke laut.. Indonesia itu indah.. ?
Duuh.. ngebayangin bakar ikan di dekat air terjun… ?
Klo aku mau ngebayangin foto berdua sama dia mbak fitri.. ??
Sehari 4tempat itu bikin aku lelah lho, mending sehari 1 aja trus santai2 gitu bobo siang #laluDigampar
Hahaha. Pengen ny sih gitu om cumi tapi rundownnya padat merayap kemarin.. ?