Mamak Lawok (Foto by: Samsu.Humas)
Mamak Lawok (Foto by: Samsu.Humas)

Meski Mamak Lawok sudah di usia yang tidak muda lagi, tetapi semangat dan perawakannya seperti seorang pemuda yang ingin mempertahankan budaya sampai akhir khayatnya.

Mursi Marsudin atau biasa dipanggil dengan sebutan Mamak Lawok lahir pada tanggal 5 maret 1952 di Pekon Way Napal, Krui, Lampung. Mamak Lawok adalah seorang seniman tradisi di Kabupaten Pesisir Barat, Lampung. Ia ahli dalam seni tradisi lisan Hahiwang dan Muayak.

sebuah naskah yang di tulis pada kulit kayu (foto by: samsu.humas)
Sebuah Naskah Yang di Tulis Pada Kulit Kayu (foto by: samsu.humas)

Mamak Lawok dikenal sebagai pelaku seni sastra lisan yaitu Hahiwang. Hahiwang adalah syair yang berisi nasehat-nasehat yang berkenaan dengan agama. Awal beliau belajar hahiwang pada saat duduk di bangku Sekolah Dasar, beliau diperkenalkan hahiwang dari sang ibu. Dulu hahiwang difungsikan untuk pengembangan agama Islam, yang melakukan hahiwang adalah para kaum wanita. Dahulu orang-orang Belanda mengganggap hahiwang sebagai hiburan semata tanpa mengetahui arti sebenarnya. Hahiwang yang paling sering di bawakan adalah Darussalamah dan Bintang Lunik.

Mamak Lawok juga diwariskan sebuah naskah yang di tulis pada kulit kayu. Menurut beliau isi dari naskah tersebut adalah naskah hahiwang yang berjudul Saghak Kundang (bercerai kasih), naskah tersebut ditulis menggunakan Aksara Lampung kuno. Sebenarnya Mamak Lawok sendiri tidak bisa membaca tulisan itu, namun beliau sudah diberitahu oleh ibunya tentang intisari dari tulisan tersebut.

Mamak Lawok memiliki keahlian untuk mengarang sebuah hahiwang. Dengan tekun beliau mengetik naskah hahiwang menggunakan mesin ketik pemberian salah satu universitas yang ada di Lampung. Sudah puluhan naskah hahiwang yang beliau ciptakan, namun sayang beberapa naskah tersebut telah rusak, hanya ada beberapa naskah lagi yang masih tersisa.

sebuah naskah yang di tulis pada kulit kayu (foto by: samsu.humas)
Sebuah Naskah Yang di Tulis Pada Kulit Kayu (foto by: samsu.humas)

Saat ini Mamak Lawok bertempat tinggal di Pekon Hanura, Sumur Jaya, Kec. Pesisir Selatan, Kab. Pesisir Barat. Beliau tinggal dirumah yang sangat sederhana bersama sang istri yang selalu setia mendampinginya. Banyak sekali keluh kesah yang di utarakan beliau saat saya beberapa kali menemuinya. Termasuk keluh kesahnya terhadap pemerintah daerah yang seakan-akan hanya manis di mulut saja. Beliau pernah berkata, “Nyak ji pengghasaku ghepa beghuk tukang cakak kelapa. Beghuk sa mepayah, kebianan nyakak kelapa angkah ti upah paling minim mi sang undom jama teluy ni manuk sai. Sedangkan tuan ni sai mangsa untung. Tiyan sa cawa kik nyak ajo aset daerah, kidang angkah cawa gawoh”.

Share

One comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *