Seorang Fotografer Sedang Mengambil Sebuah Sunset
Seorang Fotografer Sedang Mengambil Sebuah Sunset
Gigi Hiu
Gigi Hiu
Batu Layar "Gigi Hiu"
Batu Layar “Gigi Hiu”

NAMANYA seram…Gigi Hiu. Tapi jika sudah melihat langsung panoramanya, kata-kata akan sulit melukiskan keindahannya. Justru, yang lebih seram adalah perjalanan ke pantai ini, karena lokasinya di pelosok dan jalan menuju lokasi cukup parah.

Awed, seorang Fotografer, mencoba menjelajah ke pantai ini. Pantai Gigi Hiu berada di Kabupaten Tanggamus – Lampung. Dari Kota Bandar Lampung masih 4 jam perjalanan dengan naik kendaraan roda empat ke arah Teluk Kiluan. Badan bisa pegal-pegal karena mobil terus bergoyang akibat jalanan rusak penuh lubang.

Mobil berhenti sampai pertigaan sebelum turun ke Pantai Kiluan. Banyak wisatawan berkunjung ke Pantai Kiluan karena sudah tersohor. Tapi masih sedikit yang tahu Pantai Gigi Hiu, padahal lokasinya sudah dekat, sekitar 30 / 45 kilometer. Hanya saja jalur menuju ke sana jalan hanya bisa dilalui dengan sepeda motor.

Ya, setelah 4 jam naik mobil, cobaan kami belum selesai. Kita mesti berganti transportasi, naik ojek sekitar 45 menit / 1 jam lagi untuk sampai ke lokasi. Kondisi jalan kecil, aspal sudah mengelupas dan banyak yang tersisa tinggal tanah dan bebatuan. Ojek harus berkubang lumpur, dan melintas medan yang naik turun bukit.

Biaya per ojek Rp 150 ribu (pagi/siang) dan Rp 200 (sore). Plus bisa dapat bonus lecet-lecet karena jatuh dari sepeda motor saat naik ojek.

Tapi semua terbayar ketika kita sampai di pantai ini. Gugusan batu karang berbentuk lancip bertebaran diantara debur ombak. Bentuknya menyerupai gigi hiu yang runcing sehingga dijuluki Pantai Gigi Hiu.

Ada juga yang berimajinasi bentuk batu karang mirip layar kapal, sehingga dinamai pula Pantai Batu Layar. Tapi warga setempat menyebutnya Pantai Pegadungan sesuai nama daerah setempat.

Pantai ini adalah hidden paradise karena keindahannya menyelinap di lokasi terkucil dan belum banyak pengunjungnya. “Lebih banyak fotografer yang kesini, kalau wisatawan masih jarang,” kata Sujiwo yang menjadi guide sekaligus tukang ojek.

Share

8 comments

  1. Lama-lama, makin terkenal, makin banyak wisatawan datang, moga-moga PU Lampung ngeh dan memperbaiki jalan. Ini rejeki untuk rakyat sih, bukan untuk pejabat, tapi semoga saja ada yang benar-benar bekerja untuk rakyat di Lampung 🙂

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *